The Thin Red Line (1998)

The Thin Red Line (1998) - Dalam perang dunia kedua, tindakan untuk melakukan perlawanan di Guadalcanal sangat kuat mempengaruhi Jepang untuk melakukan perluasan di Pasifik. Sekelompok tentara muda dibawa ke pasifik dalam unit-unit maritim.

Sebuah pesawat yang mengontrol posisi tentara itu ditempatkan dalam radius 1000 mil. Kekejaman perang menyatu dalam jiwa para tentara, emosi merka berkembang kepada orang yang dikasihi bahkan keluarga.

The Thin Red Line (1998)

Alasan perang ini adalah untuk memperoleh jalan ke depan dalam dunia untuk manusia yang semakin kecil dan kecil hingga mereka harus memperjuangkannya untuk selamat dan hidup bersama dengan orang lain diantara mereka.

Sinopsis The Thin Red Line (1998)


Di tahun 1943, pertahanan AS dalam perang dunia ke-II digambarkan mengarah kepada pulau pasifik selatan dari Guadalcanal. Untuk meletakkan dan mengakhiri kampanye ini, tentara AS tiba dengan divisi pasukan dan peralatan yang lengkap, penyebaran untuk mengakhiri resistensi Jepang.

Keberanian divisi ini menyebabkan berbagai macam perspektif diantara tentara, untuk memasukkan sebuah perang dalam seorang sersan yang lelah, seorang colonel yang haus akan kekuasaan, seseorang/ pribadi yang hanya mengetahui desersi dan tidak memiliki cuti, dan pemimpin company yang sedang berjuang untuk mendapatkan jabatan sebagai pemimpin.

Letnan Kolonel Tall ingin mendapatkan promosi setelah sekian lama tidak  dipromosikan, dia menganggap operasi militer di Guadalcanal adalah kesempatan terakhirnya untuk membuktikan kemampuannya. Oleh karena itu, dalam operasi militer di Guadalcanal yang dia kepalai, dia akan melakukan segala cara, berapapun harga yang harus dibayar oleh Pasukan Amerika Serikat, untuk merebut pulau tersebut dari Jepang.

Kolonel Tall ingin membuktikan bahwa pasukan yang dia kepalai dapat merebut pulau tersebut dari tangan Jepang. Dia memerintahkan bawahannya, Kolonel Staros, mengerahkan pasukannya di garis depan untuk merebut Bukit 201 yang merupakan kunci posisi Jepang di pulau tersebut.

Di bukit tersebut, Jepang telah menyiapkan bunker-bunker yang berisi senapan mesin dan mortir untuk menembaki pasukan Amerika Serikat yang berusaha memanjat bukit tersebut. Dalam usaha pertama yang dilakukan oleh prajurit Amerika Serikat, pemimpin Platoon penyerang, Letnan Kedua Whyte, meninggal. Oleh karena itu, Kolonel Staros menolak perintah Letnan Kolonel Tall untuk menyerang garis depan Bukit 201 dengan alasan bahwa Kolonel Staros tidak ingin anak buahnya menjadi korban lebih banyak lagi.

Film ini berisi konflik antara kemanusiaan dengan keinginan seorang letnan kolonel untuk membuktikan kemampuannya merebut suatu pulau dari pendudukan Jepang. Di sini juga ada konflik antara Amerika Serikat dan Jepang yang berusaha memperluas wilayah dan kekuasaannya saat Perang Dunia II.

Kisah dimulai ketika prajurit dari tentara Amerika Serikat, Witt (James Caviezel), cuti dari kesatuan militernya dan tinggal bersama penduduk pribumi Melanesia di Pasifik Selatan. Dia ditemukan dan ditahan oleh sersan tentara perusahaannya, Edward Welsh (Sean Penn). Dalam percakapan antara Welsh dan Witt, jelas bahwa prajurit tidak tertarik tentang pelayanan militer.

Seseorang dari C Company di bawa ke Guadalcanal sebagai penguatan dalam perlawanan untuk merampas pulau dari Jepang. Konflik dimulai ketika sekelompok prajurit Amerika Serikat yang masih muda dan tergabung dalam pasukan militer C Company diterjunkan ke pulau Guadalcanal untuk menggantikan pasukan marinir yang telah mengalami kelelahan dalam menjaga sebuah lapangan udara di sana.

Posisi lapangan udara tersebut sangat vital karena merupakan tempat yang dapat menjangkau radius 1000 mil sehingga langkah maju balatentara Jepang yang makin masuk ke Pasifik dapat dihentikan. Kisah pun bergulir pada lima karakter utama yaitu Letkol Gordon Tall (Nick Nolte), komandan seluruh pasukan di Guadalcanal, yang terjun ke medan perang karena ingin mendapatkan kehormatan dan jasa sebanyak mungkin.

Demi mendapatkannya, Tall tidak segan-segan memerintahkan pasukannya menyerang sebuah posisi balatentara Jepang yang sukar ditembus walau harus mengorbankan nyawa mereka. Sedangkan Kapten James Staros (Elias Koteas), komandan pasukan C Company, yang dikenal dengan kebaikan hatinya kepada anak buahnya.

Lantaran itu, ia menolak perintah Tall yang diyakininya adalah misi bunuh diri. Sersan Welsh memiliki reputasi dingin dan keras, namun di medan perang, ia justru memperlihatkan sisi kemanusiaannya dengan mempertaruhkan nyawanya untuk membawa obat kepada tentara yang terluka parah.

Prajurit Witt yang hampir saja diadili dalam mahkamah militer, ternyata ia membuktikan kehebatannya di medan perang, sedangkan Prajurit Jack Bell (Ben Chaplin) menunjukkan keberaniannya di medan perang lantaran agar bisa dikirim pulang ke rumah dan menemui istrinya (Miranda Otto).

Namun mereka juga harus menghadapi gempuran pihak Jepang yang seolah tidak berhenti-henti. Tidak heran dalam waktu yang cukup singkat, medan perang di Gaudalcanal bagaikan neraka bagi pasukan C Company, apalagi banyak rekan mereka yang tewas. Dalam situasi itulah, ikatan antara sesama pasukan C Company makin kokoh.

Pasukan dikirim untuk misi lain yang lebih lanjut ke pedalaman pulau. Witt dan dua prajurit lainnya, Cpl. Fife (Adrien Brody) and Pvt. Beade dikirim untuk misi tersebut, namun mereka harus menarik kembali pasukan karena adanya berita dari Letnan Band (Paul Gleeson), yang mengantikan Staros sebagai Komandan Pasukan.

Witt mengambil tindakan dengan menjadikan dirinya sebagai umpan bagi Jepang. Seorang tentara Jepang meminta Witt untuk menurunkan senjata karena ia tidak ingin membunuh Witt seperti Witt membunuh pasukan-pasukan Jepang lainnya. Dia menaikkan senjatanya dan langsung menembak. Pasukan berikutnya menemukan tubuh Witt dan menguburkannya di pulau itu.

Film berakhir ketika seorang komando baru (George Clooney) mengambil alih C Company dan memberikan kebijaksanaan pada apa yang dikomandoinya dan mengakhiri perlawanan dengan membawa pasukan meninggalkan pulau tersebut.

Trailers The Thin Red Line (1998) 



Details The Thin Red Line (1998)

IMDB
Rated: R
Runtime: 170 min | 215 min (rough cut)
Director: Terrence Malick
Writers: James Jones (novel), Terrence Malick (screenplay)
Stars: Jim Caviezel, Sean Penn, Nick Nolt
Award: Nominated for 7 Oscars. Another 20 wins & 40 nominations.

Country: USA
Language: English | Tok Pisin | Japanese | Greek
Release Date: 15 January 1999 (USA)
Also Known As: La delgada lĂ­nea roja
Filming Locations: Bramston Beach, Queensland, Australia

Box Office
Budget:$52,000,000 (estimated)
Opening Weekend USA: $223,548, 27 December 1998, Limited Release
Gross USA: $36,400,491
Cumulative Worldwide Gross: $98,126,565

Production Co: Fox 2000 Pictures, Geisler-Roberdeau, Phoenix Pictures

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Enemy at the Gates (2001)

Malena (2000)