Hotel Rwanda (2004)

Hotel Rwanda (2004) - Film ini membuka mata kita dan mengingatkan kita kembali pada suatu saat mengerikan dalam sejarah dunia modern. Kita juga boleh dengan bangga menyaksikan tindakan seorang pahlawan kemanusiaan di sebuah belahan bumi ini yang tanpa pamrih berupaya menyelamatkan lebih dari 1.200 jiwa yang sangat terancam nyawanya.

"Hotel Rwanda" mengisahkan kembali peristiwa tersebut berdasarkan kehidupan nyata seorang manajer hotel bernama Paul Rusesabagina. Pertikaian antar-suku di Rwanda merupakan akumulasi dari hubungan tak harmonis bagi warga suku Hutu sebagai mayoritas dengan suku Tutsi sebagai minoritas, khususnya, sejak negera tersebut terlepas dari penjajahan Belgia.

Hotel Rwanda (2004)

Peristiwa itu bermula di awal April 1994. Presiden Rwanda, Juvenal Habyarimana terbunuh saat berada di dalam pesawat terbang bersama presiden Burundi, Cyprien Ntarymira setelah mengadakan pertemuan di Tanzania untuk membahas masalah Burundi. Disinyalir, penembakan keji itu dilakukan sebagai protes terhadap rencana Presiden Habyarimana yang menginginkan penyatuan etnis yang bertikai di Rwanda (Hutu, Tutsi dan Twa) sekaligus melakukan pembagian kekuasaan diantara etnis-etnis itu.

Rencana itu sudah tertuang dalam Piagam Arusha (Arusha Accord) pada 1993. Pada tahun 1990 Habyarimana (suku Hutu) mengangkat perdana menteri Agathe Uwilingiyama (suku Tutsi) dimana pengangkatan dari suku yang berbeda ini mendapat perlawanan keras dari kelompok militan yang ingin mempertahankan sistem pemerintahan satu suku. Dan terjadilah peristiwa pembunuhan terhadap sang Presiden.

Pembunuhan tragis Presiden Habyarimana bukan cuma mengahiri masa dua tahun pemerintahannya, tapi juga merupakan suatu peristiwa yang memicu pembantaian etnis besar-besaran di Rwanda. Hanya beberapa jam setelah Habyarimana terbunuh, seluruh tempat di Rwanda diblokade. Pasukan khusus pengawal presiden dengan bantuan instruktur Perancis segera beraksi bekerja sama dengan kelompok militan Rwanda, Interahamwe dan Impuzamugambi. Mereka mulai membunuh siapa pun yang menjadi pendukung Piagam Arusha termasuk Perdana Menteri yang berasal dari suku Tutsi.

Alhasil, dalam seratus hari pembantaian, berbagai kalangan mencatat antara 800.000 sampai 1 juta jiwa etnis Tutsi menjadi korban. Korban dari etnis Hutu dan Twa diyakini ada walaupun tidak banyak dan tak tercatat.

Usai pembunuhan massal, Paul Kagame (Front Patriotik Rwanda) muncul sebagai pengganti Presiden Habyarimana.

Sinopsis Film Hotel Rwanda (2004)


Tahun 1994 di Kigali, Rwanda. Paul Rusesabagina (Don Cheadle) pada hari itu menjalankan rutinitasnya sebagai manajer di salah satu hotel terbaik di Rwanda, Hotel Des Miles Colines, yang dihuni banyak warga asing. Mulai dari belanja keperluan hotel, mendatangi suplier, pejabat, hingga menyapa para tamu.

Pada saat yang sama, televisi memberitakan adanya upaya perdamaian yang diprakarsai PBB antara pemerintah yang diwakili presiden yang berasal dari suku Hutu dan pimpinan pemberontak dari suku Tutsi. Upaya ini mulai membuahkan hasil saat presiden dan pimpinan pemberontak sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan menandatangani perjanjian damai. Namun, belum lagi perjanjian damai ditandatangani, sang presiden terbunuh dan dikabarkan pula bahwa pembunuhnya adalah pemberontak Tutsi. Akibatnya jelas. Gelombang balas dendam yang dilancarkan suku Hutu lewat kelompok milisinya, Interhamwe pun pecah. Semua orang Tutsi, siapa pun dia harus menanggungnya.

Dan terjadilah pertumpahan darah besar-besaran di Rwanda. Kekacauan ini tak mampu dicegah aparat keamanan Rwanda yang dipimpin oleh jenderal Augustin Bizimungo (Fana Mokoena) yang justru memanfaatkan situasi ini demi kepentingan pribadi. Komandan pasukan PBB, kolonel Oliver juga tak bisa berbuat banyak karena di samping jumlah pasukan yang sedikit, juga kurang mendapat dukungan internasional. Pasukannya malah dipindahkan ke perbatasan, Pasukan internasional yang baru dikirim hanya boleh mengamankan dan memulangkan para warga asing di Rwanda, termasuk para jurnalis, sedangkan warga asli Rwanda ditinggalkan di tengah ancaman kematian.

Situasi khaos di Rwanda ini sangat meresahkan Paul Rusesabagina. Satu-satunya jalan yang bisa dia lakukan saat itu adalah mengungsikan istrinya, Tatiana (Sophie Okonedo) yang orang Tutsi dan anak-anaknya berikut beberapa tetangganya (yang berasal dari suku Hutu dan suku Tutsi) ke Hotel Des Miles Colines tempatnya bekerja. Karena hotel itu menjadi tempat yang dianggap aman, maka tak lama berselang hotel tersebut didatangi warga lain yang merasa ketakutan. Hotel itu berubah menjadi tempat pengungsian bagi ratusan orang.

Untuk mengatasi berbagai masalah, seperti logistik dan jaminan keamanan, Paul memungut bayaran dari para pengungsi yang mampu. Paul ‘menyuap’ jenderal Augustin Bizimungo agar mau menempatkan anak buahnya untuk melindungi hotel setelah kolonel Oliver dan pasukannya dipindahkan ke perbatasan.

Di saat Belgia masih berkuasa di Rwanda, jelas terlihat bahwa mereka lebih percaya pada suku Tutsi dibanding Hutu yang mayoritas. Ketika memerdekakan Rwanda, suku Hutu diberikan kesempatan untuk memerintah. Suku Hutu yang sebelumnya berada di bawah bayang suku Tutsi mendapat kesempatan untuk berperan lebih dalam negara baru itu. Kebencian yang selama itu kini mendapat ruang untuk dilepaskan dalam bentuk yang lebih nyata.

Dan ketika dikabarkan bahwa Presiden Habyarimana terbunuh oleh roket milisi Tutsi, maka kebencian itu tiba pada puncaknya dan orang-orang Hutu memulai suatu pelampiasan dendam pada orang-orang Tutsi

Orang-orang Tutsi mendapat cap sebagai pembunuh presiden yang sedang mencanangkan persatuan etnik dan berbagi kekuasaan bersama tiga suku yang ada di Rwanda (pada kenyataannya, presiden dibunuh oleh suku Hutu sendiri). Oleh sebab itu semua orang Tutsi harus bertanggung jawab atas kejahatan itu.

Suku Tutsi bisa disebut sebagai kelompok yang menjadi korban “labelling” yang dengan sengaja diciptakan untuk membangkitkan rasa benci sekelompok orang yang berlanjut dengan upaya menghabisi orang-orang Tutsi. Berita terbunuhnya  presiden Juvenal Habyarimana, dengan sedikit rekayasa redaksional --- pembunuh presiden adalah milisi Tutsi --- merupakan trigger, pemicu sebuah peristiwa genosida.

Don Cheadle memerankan karakter Paul Rusesabagina dengan sangat mengesankan. Rasa keprihatinan dan kekuatiran tampak dalam raut wajah, mimik, sorot mata dan setiap gesture Don Cheadle. Keberadaan sang istri, Tatiana Rusesabagina yang diperankan oleh Sophie Okonedo juga menjadi nilai tambah secara dramatik dalam kisah ini.

Awal dari kengerian diungkapkan dalam film ini secara mengejutkan dimana Paul (dalam mobil yang dikendarainya) merasa mobilnya melindas benda-benda asing. Ketika keluar dari mobil, apa yang dilihatnya adalah hal yang luar biasa; dia telah melindas mayat-mayat yang terserak begitu saja di jalan.

Peristiwa-peristiwa selanjutnya menunjukkan bahwa struktur sosial benar beroperasi secara otomatis seperti yang dikatakan Erich Fromm ketika menjelaskan tentang bagaimana manusia menyikapi hidup dalam tulisannya Creators and Destroyer (1964). Ada dua definisi yang sifatnya bertolak belakang; biofilia (mencintai kehidupan) dan nekrofils (ia (mencintai kematian).  Manusia bisa berkembang secara cepat dan bersama-sama menjadi mesin-mesin yang mematikan dan di lain pihak ada sekelompok manusia yang bertahan dan berusaha untuk tidak mati (eros, menurut Freud).

Baik Terry George (sutradara) mau pun Keir Pierson (penulis skenario bersama Terry George) telah mengusahakan untuk menerjemahkan kengerian di alam nyata menjadi sebuah film yang bagus sebagai tontonan yang mempunyai nilai moral dan humanisme yang tinggi. Siapa pun yang menonton film itu tidak ingin mengalami hal yang sama dalam kehidupan nyata.

Paul Rusesabagina bisa disamakan dengan Oskar Schindler, tokoh dalam film Steven Spielberg yang mengisahkan tentang seorang pengusaha Katolik Jerman yang berperan dalam menyelamatkan nyawa lebih dari seribu orang Yahudi Polandia pada masa Holocaust. Schindler’s List adalah daftar nama 1100 orang Yahudi yang bekerja di pabrik Oskar Schindler yang tidak dikirim ke kamp-kamp konsentrasi.

Trailers Hotel Rwanda (2004)



Details Hotel Rwanda (2004)

IMDB
Rated PG-13
Runtime: 121 min
Director: Terry George
Writers: Keir Pearson, Terry George
Stars: Don Cheadle, Sophie Okonedo, Joaquin Phoenix
Awards: Nominated for 3 Oscars. Another 16 wins & 45 nominations.

Official Sites: Metropolitan Filmexport [France] | MGM/United Artists [United States]
Country: UK | South Africa | Italy
Language: English | French
Release Date: 4 February 2005 (USA)

Also Known As: Hotel Ruanda
Filming Locations: Rwanda

Box Office
Budget:$17,500,000 (estimated)
Opening Weekend: £381,601 (United Kingdom), 4 March 2005, Limited Release
Opening Weekend USA: $100,091, 26 December 2004, Limited Release
Gross USA: $23,472,900, 17 April 2005
Cumulative Worldwide Gross: $33,882,243, 15 June 2012


Production Co: United Artists, Lions Gate Films, Industrial Development Corporation of South Africa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Enemy at the Gates (2001)

Malena (2000)